< Ratapan 3

Listen to this chapter • 5 min
[1] Akulah orang yang melihat sengsara disebabkan cambuk murka-Nya.
[2] Ia menghalau dan membawa aku ke dalam kegelapan yang tidak ada terangnya.
[3] Sesungguhnya, aku dipukul-Nya berulang-ulang dengan tangan-Nya sepanjang hari.
[4] Ia menyusutkan dagingku dan kulitku, tulang-tulangku dipatahkan-Nya.
[5] Ia mendirikan tembok sekelilingku, mengelilingi aku dengan kesedihan dan kesusahan.
[6] Ia menempatkan aku di dalam gelap seperti orang yang sudah lama mati.
[7] Ia menutup segala jalan ke luar bagiku, Ia mengikat aku dengan rantai yang berat.
[8] Walaupun aku memanggil-manggil dan berteriak minta tolong, tak didengarkan-Nya doaku.
[9] Ia merintangi jalan-jalanku dengan batu pahat, dan menjadikannya tidak terlalui.
[10] Laksana beruang Ia menghadang aku, laksana singa dalam tempat persembunyian.
[11] Ia membelokkan jalan-jalanku, merobek-robek aku dan membuat aku tertegun.
[12] Ia membidikkan panah-Nya, menjadikan aku sasaran anak panah.
[13] Ia menyusupkan ke dalam hatiku segala anak panah dari tabung-Nya.
[14] Aku menjadi tertawaan bagi segenap bangsaku, menjadi lagu ejekan mereka sepanjang hari.
[15] Ia mengenyangkan aku dengan kepahitan, memberi aku minum ipuh.
[16] Ia meremukkan gigi-gigiku dengan memberi aku makan kerikil; Ia menekan aku ke dalam debu.
[17] Engkau menceraikan nyawaku dari kesejahteraan, aku lupa akan kebahagiaan.
[18] Sangkaku: hilang lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku kepada TUHAN.
[19] "Ingatlah akan sengsaraku dan pengembaraanku, akan ipuh dan racun itu."
[20] Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku.
[21] Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap:
[22] Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,
[23] selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
[24] "TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.
[25] TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.
[26] Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.
[27] Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya.
[28] Biarlah ia duduk sendirian dan berdiam diri kalau TUHAN membebankannya.
[29] Biarlah ia merebahkan diri dengan mukanya dalam debu, mungkin ada harapan.
[30] Biarlah ia memberikan pipi kepada yang menamparnya, biarlah ia kenyang dengan cercaan.
[31] Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan.
[32] Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya.
[33] Karena tidak dengan rela hati Ia menindas dan merisaukan anak-anak manusia.
[34] Kalau dipijak-pijak dengan kaki tawanan-tawanan di dunia,
[35] kalau hak orang dibelokkan di hadapan Yang Mahatinggi,
[36] atau orang diperlakukan tidak adil dalam perkaranya, masakan Tuhan tidak melihatnya?
[37] Siapa berfirman, maka semuanya jadi? Bukankah Tuhan yang memerintahkannya?
[38] Bukankah dari mulut Yang Mahatinggi keluar apa yang buruk dan apa yang baik?
[39] Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya!
[40] Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada TUHAN.
[41] Marilah kita mengangkat hati dan tangan kita kepada Allah di sorga:
[42] Kami telah mendurhaka dan memberontak, Engkau tidak mengampuni.
[43] Engkau menyelubungi diri-Mu dengan murka, mengejar kami dan membunuh kami tanpa belas kasihan.
[44] Engkau menyelubungi diri-Mu dengan awan, sehingga doa tak dapat menembus.
[45] Kami Kaujadikan kotor dan keji di antara bangsa-bangsa.
[46] Terhadap kami semua seteru kami mengangakan mulutnya.
[47] Kejut dan jerat menimpa kami, kemusnahan dan kehancuran.
[48] Air mataku mengalir bagaikan batang air, karena keruntuhan puteri bangsaku.
[49] Air mataku terus-menerus bercucuran, dengan tak henti-hentinya,
[50] sampai TUHAN memandang dari atas dan melihat dari sorga.
[51] Mataku terasa pedih oleh sebab keadaan puteri-puteri kotaku.
[52] Seperti burung aku diburu-buru oleh mereka yang menjadi seteruku tanpa sebab.
[53] Mereka melemparkan aku hidup-hidup dalam lobang, melontari aku dengan batu.
[54] Air membanjir di atas kepalaku, kusangka: "Binasa aku!"
[55] "Ya TUHAN, aku memanggil nama-Mu dari dasar lobang yang dalam.
[56] Engkau mendengar suaraku! Janganlah Kaututupi telinga-Mu terhadap kesahku dan teriak tolongku!
[57] Engkau dekat tatkala aku memanggil-Mu, Engkau berfirman: Jangan takut!"
[58] "Ya Tuhan, Engkau telah memperjuangkan perkaraku, Engkau telah menyelamatkan hidupku.
[59] Engkau telah melihat ketidakadilan terhadap aku, ya TUHAN; berikanlah keadilan!
[60] Engkau telah melihat segala dendam mereka, segala rancangan mereka terhadap aku."
[61] "Engkau telah mendengar cercaan mereka, ya TUHAN, segala rancangan mereka terhadap aku,
[62] percakapan orang-orang yang melawan aku, dan rencana mereka terhadap aku sepanjang hari.
[63] Amatilah duduk bangun mereka! Aku menjadi lagu ejekan mereka."
[64] "Engkau akan mengadakan pembalasan terhadap mereka, ya TUHAN, menurut perbuatan tangan mereka.
[65] Engkau akan mengeraskan hati mereka; kiranya kutuk-Mu menimpa mereka!
[66] Engkau akan mengejar mereka dengan murka dan memunahkan mereka dari bawah langit, ya TUHAN!"