< Ayub 33

Listen to this chapter • 3 min
[1] "Akan tetapi sekarang, hai Ayub, dengarkanlah bicaraku, dan bukalah telingamu kepada segala perkataanku.
[2] Ketahuilah, mulutku telah kubuka, lidahku di bawah langit-langitku berbicara.
[3] Perkataanku keluar dari hati yang jujur, dan bibirku menyatakan dengan terang apa yang diketahui.
[4] Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup.
[5] Jikalau engkau dapat, jawablah aku, bersiaplah engkau menghadapi aku, pertahankanlah dirimu.
[6] Sesungguhnya, bagi Allah aku sama dengan engkau, akupun dibentuk dari tanah liat.
[7] Jadi engkau tak usah ditimpa kegentaran terhadap aku, tekananku terhadap engkau tidak akan berat.
[8] Tetapi engkau telah berbicara dekat telingaku, dan ucapan-ucapanmu telah kudengar:
[9] Aku bersih, aku tidak melakukan pelanggaran, aku suci, aku tidak ada kesalahan.
[10] Tetapi Ia mendapat alasan terhadap aku, Ia menganggap aku sebagai musuh-Nya.
[11] Ia memasukkan kakiku ke dalam pasung, Ia mengawasi segala jalanku.
[12] Sesungguhnya, dalam hal itu engkau tidak benar, demikian sanggahanku kepadamu, karena Allah itu lebih dari pada manusia.
[13] Mengapa engkau berbantah dengan Dia, bahwa Dia tidak menjawab segala perkataanmu?
[14] Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya.
[15] Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam, bila orang nyenyak tidur, bila berbaring di atas tempat tidur,
[16] maka Ia membuka telinga manusia dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran
[17] untuk menghalangi manusia dari pada perbuatannya, dan melenyapkan kesombongan orang,
[18] untuk menahan nyawanya dari pada liang kubur, dan hidupnya dari pada maut oleh lembing.
[19] Dengan penderitaan ia ditegur di tempat tidurnya, dan berkobar terus-menerus bentrokan dalam tulang-tulangnya;
[20] perutnya bosan makanan, hilang nafsunya untuk makanan yang lezat-lezat;
[21] susutlah dagingnya, sehingga tidak kelihatan lagi, tulang-tulangnya, yang mula-mula tidak tampak, menonjol ke luar,
[22] sampai nyawanya menghampiri liang kubur, dan hidupnya mendekati mereka yang membawa maut.
[23] Jikalau di sampingnya ada malaikat, penengah, satu di antara seribu, untuk menyatakan jalan yang benar kepada manusia,
[24] maka Ia akan mengasihaninya dengan berfirman: Lepaskan dia, supaya jangan ia turun ke liang kubur; uang tebusan telah Kuperoleh.
[25] Tubuhnya mengalami kesegaran seorang pemuda, ia seperti pada masa mudanya.
[26] Ia berdoa kepada Allah, dan Allah berkenan menerimanya; ia akan memandang wajah-Nya dengan bersorak-sorai, dan Allah mengembalikan kebenaran kepada manusia.
[27] Ia akan bernyanyi di depan orang: Aku telah berbuat dosa, dan yang lurus telah kubengkokkan, tetapi hal itu tidak dibalaskan kepadaku.
[28] Ia telah membebaskan nyawaku dari jalan ke liang kubur, dan hidupku akan melihat terang.
[29] Sesungguhnya, semuanya ini dilakukan Allah dua, tiga kali terhadap manusia:
[30] mengembalikan nyawanya dari liang kubur, sehingga ia diterangi oleh cahaya hidup.
[31] Perhatikanlah, hai Ayub, dengarkanlah aku, diamlah, akulah yang berbicara.
[32] Jikalau ada yang hendak kaukatakan, jawablah aku; berkatalah, karena aku rela membenarkan engkau.
[33] Jikalau tidak, hendaklah engkau mendengarkan aku; diamlah, aku hendak mengajarkan hikmat kepadamu."