< Ayub 14

Listen to this chapter • 2 min
[1] "Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan.
[2] Seperti bunga ia berkembang, lalu layu, seperti bayang-bayang ia hilang lenyap dan tidak dapat bertahan.
[3] Masakan Engkau menujukan pandangan-Mu kepada orang seperti itu, dan menghadapkan kepada-Mu untuk diadili?
[4] Siapa dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis? Seorangpun tidak!
[5] Jikalau hari-harinya sudah pasti, dan jumlah bulannya sudah tentu pada-Mu, dan batas-batasnya sudah Kautetapkan, sehingga tidak dapat dilangkahinya,
[6] hendaklah Kaualihkan pandangan-Mu dari padanya, agar ia beristirahat, sehingga ia seperti orang upahan dapat menikmati harinya.
[7] Karena bagi pohon masih ada harapan: apabila ditebang, ia bertunas kembali, dan tunasnya tidak berhenti tumbuh.
[8] Apabila akarnya menjadi tua di dalam tanah, dan tunggulnya mati di dalam debu,
[9] maka bersemilah ia, setelah diciumnya air, dan dikeluarkannyalah ranting seperti semai.
[10] Tetapi bila manusia mati, maka tidak berdayalah ia, bila orang binasa, di manakah ia?
[11] Seperti air menguap dari dalam tasik, dan sungai surut dan menjadi kering,
[12] demikian juga manusia berbaring dan tidak bangkit lagi, sampai langit hilang lenyap, mereka tidak terjaga, dan tidak bangun dari tidurnya.
[13] Ah, kiranya Engkau menyembunyikan aku di dalam dunia orang mati, melindungi aku, sampai murka-Mu surut; dan menetapkan waktu bagiku, kemudian mengingat aku pula!
[14] Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi? Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba giliranku;
[15] maka Engkau akan memanggil, dan akupun akan menyahut; Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu.
[16] Sungguhpun Engkau menghitung langkahku, Engkau tidak akan memperhatikan dosaku;
[17] pelanggaranku akan dimasukkan di dalam pundi-pundi yang dimeteraikan, dan kesalahanku akan Kaututup dengan lepa.
[18] Tetapi seperti gunung runtuh berantakan, dan gunung batu bergeser dari tempatnya,
[19] seperti batu-batu dikikis air, dan bumi dihanyutkan tanahnya oleh hujan lebat, demikianlah Kauhancurkan harapan manusia.
[20] Engkau menggagahi dia untuk selama-lamanya, maka pergilah ia, Engkau mengubah wajahnya dan menyuruh dia pergi.
[21] Anak-anaknya menjadi mulia, tetapi ia tidak tahu; atau mereka menjadi hina, tetapi ia tidak menyadarinya.
[22] Hanya tubuhnya membuat dirinya menderita, dan karena dirinya sendiri jiwanya berduka cita."